“Katakanlah, wahai Allah yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan (kekuasaan) kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki, di tangan-Mu semua kebajikan. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.” (QS Ali Imran[3]:2 6)
Kepemimimpinan adalah amanah. Oleh karena itu, apa pun bentuk dan skalanya, kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawabnya. Baik itu presiden, gubernur, jenderal, raja, ketua RT, maupun kepemimpinan personal.
Dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar RA disampaikan bahwa Nabi SAW pernah bersabda,“Perhatikan setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu dipertanggungjawabkan atas apa yang kamu pimpin. Maka, seoarang penguasa yang memimpin manusia dipertanggungjawabkan atas rakyat yang dipimpinnya” (HR Muslim).
Mengenai kepemimpinan, Umar bin Khatab RA telah memberikan contoh teladan yang indah. Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Umar RA tak canggung turun ke bawah untuk melihat langsung kesejahteraan rakyatny. Bahkan Umar RA pun tak canggung memikul sekarung gandum dengan pundaknya sendiri sebagai bentuk khidmat pada rakyat yang dipimpinnya. Demikianlah prototipe pemimpin bertanggung jawab atas amanah yang diemban.
Tak jarang pemimpin yang dibenci rakyatnyasendiri karena tidak mengemban manah dengan baik. Pemimpinn seperti ini tentu saja dibenci juga oleh Allah SWT. RAsullulah SAW bersabda, “Barang siapa ditakdirkan Allah untuk menjadi pemimpin rakyat dan dia mati, dan saat itu ia meniup rakyatnya, allah pun mengharamkan atasnya surga.” (HR Muslim)
Lebih berbahaya lagi, pemimpin seperti itu bia menjadi ancaman bagi stabilitas masyarakat dan negeriny. Seperti yang difirmankan Allah SWT,“Jika Kami menghendaki akan membinasakan suatu negeri, kami akan perintahkan orang-orang besar (pemimpin) supaya mentaati Allah. Tetapi, mereka melakukan kedurhakaan di negeri itu, maka patutlah mereka disiksa, lalu Kami robohkan negeri itu seroboh-robohnya.” (QS Al Isra [17]: 16).
Maka, pemimpin yang amanah adalah pemimpinyang mampu membina diri dan masyarakatnya dalam mengamalkan nilai-nilai Ilahiah. Seperti yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasullulah SAW pernah bersabda, “Jika seorang pemimpin menyuruh bertakwa pada Allah adalah baginya pahala dan jika dia menyuruh yang lainnya, maka balasannya demikian pula.” (HR Muslim)
Wallahu a’lam. (Selasa 22 april 2008 (REpublika On Line, Hikmah)