Assalamu alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh.
Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala nikmat kepada kita. Salam dan salawat semoga senantiasa di llimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw
Firman Allah : “Lainsyakartum laadzi danakum wala inkafartum ina adzabi lasadid”. (al ayah). artinya: BArang siapa bersyukur maka Aku akan menambah nikmat yang diberikan taip apabila ingkar (kufur) maka ketahuilah bahwa siksa Allah sangatlah pedih. Firman Allah ini menyatakan bahwa betapa pentingnnya kita menysukuri nikmat yang telah diberikan kepada kita, kalau kita menengok keluar masih banyak orang yang merasakan betapa susahnya apabila nikmat ini di hambat oleh Allah misalnya orang-orang yang sedang kesusahan, kelaparan, atau bahkan sedang sakit.
Ini sudah barang tentu kemungkinan di akibatkan oleh perlakuan kita sendiri yang kurang mensyukuri nikmat Allah yang telah dilimphkan kepada kita. Namun sebaliknya apabila kita senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah akan senantiasa memperhatikan dan senantisa menambah tanpa ini kita ketahui.
Suatu contoh kisah, ada sepasang suami istri yang diberi nikmat oleh Allah sangat terbatas bahkan untuk makan saja kadang-kadang sangat susah. Pekerjaanya pada saat itu menenun sehelai kain, beberapa hari iya mengerjakan pekerjaanya selesailah kain yang ditenunnya itu. Kemudian Berpamitanlah sang suami ke pasar untuk menjual hasil tenunnanya itu. Sesampainya di pasar di jualah hasilnya itu dan laku sebesar 1 dirham. Ia sangat senang atas hasil jerih payahnya itu dan dibawa pulanglah denga harapan bisa untuk membeli makanan bagi keluarganya.
Sesampainya di tengah jalan dia bertemu dengan dua orang pemuda yang tengah bertengkar. Kemudian dia bertanya kepada pemuda itu kenapa bertengkar, ternyata pemuda itu sedang memperebutkan 1 dirham uang. Kemudian orang itu berpikir, setelah lama berpikir kemudian dia memutuskan untuk memberikan uangnnya yang 1 dirham itu kepada pemuda tadi sehingga tidak bertengkar lagi.
Kemudian orang itu pulang, sesampainya di rumah ia ceritakan kejadian yang dialamunya tadi kepada istrinya. Walaupun masih menahan rasa lapar istrinya tidak marah karena yang diperbuat suaminya itu adalah benar. Kemudian dia mengumulkan perkakas rumah tangganya dengan maksud akan digadaikan, setelah terkumpul kemudian sang suami pergi ke pasar untuk mengadaikan barang perkakasnya itu. Namun apa daya ternyata barang-barangya itu tidak laku digadaikan dan ia pulang dengan tangan hampa dan membawa barang perkakasnya itu pulang kembali. Ditengah perjalanan ia kembali berjumba dengan seorang pedagang ikan yang membawa ikan dengan bau busuk yang menyengat di mana-mana dan ditanyakanlah pedagang itu. “Kenapa kamu bawa pulang kembali ikan kamu dari pasar”. Jawabnya pedagang itu :” Iya saya membawa dagangan yang tidak berharga dan tidak laku dijual di pasar”. Orang itu juga berkata :” Kalau demikian nasib kita sama, aku juga dari pasar dengan membawa barang yang tidak berharga”. Kemudian orang itu mengajak pedagang ikan itu untuk saling tukar menukar barang bawaanya, dan pedagang ikan itu setuju.
Sesampainya di rumah ia berikan ikan itu kepada istrinya untuk di masak. Kemudian waktu dibersihkan ternyata di dalam ikan tadi ada sebutir benda sebesar kelereng mengeluarkan cahaya, dan ia menghapiri suaminya menayakan gerangan apakah benda itu. Kemudian diambilah oleh sang suami ternyata barang dari perut ikan itu adalah sebutir mutiara yang sangat indah. Dan dia bermaksud membawa mutiara itu kepada pedagang yang paham tentang mutiara. Setibanya di pasar ida langsung menunjukkan mutiara itu kepada pedagang yang tahu tadi, dan berkata :”Wah sangat indah mutiara kamu ini, aku hanya berani membeli 80 dirham saja. Seandainya kamu ingin lebih kamu bisa membawnya kepada Fulan yang mau membeli dengan harga lebih”.
Kemudian orang tadi pergi ke fulan yang telah ditunjukkan oleh pedagang mutiara tadi, dan dtunjukkanlah pula mutiara tadi kepada si Fulan, dan berkata :’Wah mutiaramu sangatlah elok tetapi aku hanya bernai membayar 120 dirham saja”. Nah kemudian ditukarkanyalah mutiara tadi dengan uangĀ dia membawa 12 kantongyang berisi uang 120 dirham masing masing kantong ber isi 10 dirham.
Didalam perjalanan pulang ditengah jalan iya bertemu dengan seorang pengemis, kemudian diajaklah pengemis itu pulang dan diberi makan oleh orang tadi dan diajak duduk sambil menceritakan kejadian asal muasal didapatnya uang 120 dirham tadi. Kemudia dia bermaksud membagi dua uang tadi kepada pengemis itu. Dan diterimanya uang pemberiannya tadi dan dibawa pulang. Namun ditengah perjalanan dia kembali lagi kepada orang tadi, dan dikembalikannya uang tadi, dan berkata : “Sebenarnya aku bukanlah pengemis yang kamu sangka, aku adalah malaikat yang diutus oleh Alloh untuk menguji keikhlasanmu dalam membantu orang lain”. “Sebenarnya aku dititipkan untukmu rejeki Allah sebesar 20 Mist yang akan diberikan kepadamu, yang satu Mist sudah kamu terima dan yang 19 masih ada kepadaku”. Kemudian orang tadi pergi.
Inilah adalah bukti bahwa orang yang senantiasa mensyukur nikmat, dan menafkahkan hartanya walaupun dalam keadaan kesusahan di lakukan denga iklas, ternyata Allah akan membalas dengan berlipat ganda.
Hikmah yang diambil adalah pelajaran bagi kita agar senantiasa berderma, karena didalam harta kita itu ada hak yang harus ditunaikan untuk kepentingan orang lain.
Billahi taufik wal hidayah Wassalamualaikum Wr. Wb.