Panjang Umur banyak Amal

Pada kesempatan ini  akan saya sampaikan sedikit nasihat dari Rosululloh SAW, yang di sarikan dalam sebuah sabda beliau. Hadist ini diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi dari Abu Kuraib, dari Zaid bin Habbah, dari Muawiyah bin Shalih, dari Amru bin Qais, dari Abdullah bin Busr al Aslami ra :

Bahwasanya ada seorang Badui bertanya pada Rasululloh saw,“ Wahai Rasululoh siapakah orang yang terbaik?” beliau bersabda : “Man thola umruhu wa khasuna ‘amaluhu” (HR At Tirmidzi) Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.

Yang dimaksud Rosululloh SAW dengan amal adalah segala perbuatan baik yang diperintahkan oleh Alloh dan Rasul-Nya. Setiap perbuatan yang didalamnya ada unsur taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan akal sehat serta masyarakat menganggapnya sebagai perbuatan terpuji, maka itulah yang dimaksud dengan amal baik. Itupun, jenjang waktu pelaksanaanya sangat panjang terbentang, yaitu sepanjang usia seseorang.

Dengan demikian, tanpa diperinci amalan apa yang dilakukan oleh seseorang semasa hidup selama ia dikenal sebagai orang yang taat beribadah, dan taat menjalankan sunnah nabi, dan senantiasa menjauhi dari larangan agama, itulah orang yang terbaik.

Dalam riwayat yang lain Ibnu Hibban dari Imran bin Musa dari Ya’kub bin Humaid dari Abudl Aziz bin Muhammad dan Ibnu Ibnu Abi Hazim dari Yazid bin Abdillah dan Muhammad bin Ibrahim At Taimi dari Abu Salamah dari Abdurahman dari Thalhah bin Ibaidillah ra, “Bahwasannya ada dua orang laki-laki dari salah satu kabilah di Arab datang kepada Nabi saw. Kebetulan kedua orang ini masuk islamnya bersamaan. Salah satu dari mereka adalah seorang yang sangat rajin beribadah. Dan kemudian dia ikut berperang fisabilillah dan mati syahid dalam perang tersebut. Adapun yang seorang lagi, dia masih hidup setahun setelah kematian sahabatnya. Sehingga, orang yang satu ini masih sempat berpuasa Ramadhan. Lalu ia meninggal. Dan Thalhah bin Ubaidillah melihat dalam mimpinya bahwa orang yang terakhir meninggal ini yang dipersilahkan masuk surga terlebih dahulu dari pada sahabatnya yang lebih dulu meninggal.”

Dari keterangan riwayat diatas dapat diambil pelajaran bahwa sebagai manusia dituntut untuk senantiasa memperbanyak amal kebajikan, “Berfastabikhul Khoirot”. Karena belum tentu orang yang meninggal lebih dulu lebih baik dari orang yang meninggal belakangan. Bahkan At Tirmizi menyampaikan bahwa Rosulullah bersabda “Perumpamaan umatku seperti hujan, tidak diketahui yang mana yang lebih baik, yang pertama atau yang terakhir.”

Karena kualitas dan kuantitas kebajikan yang dilakukan setiap orang tidak sama bahkan diibaratkan seperti air hujan yang mana yang dapat menyuburkan tanah dan tumbuh-tumbuhan , apakah tetesan yang pertama kali ataukah yang terakhir.

Akhirnya marilah kita senantiasa berkaca kebelakang melihat apakah yang telah kita laksanakan sehingga kita akan memperbaiki kebajikan yang akan datang.

Posts created 34

Pos Terkait

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.

kembali ke Atas