Suatu hari ada seorang wanita tua penjual bunga, mampir disebuah mesjid agung di kota Madura. Wanita itu kemudian mengambil wudlu dan menjalankan sholat dhuhur. sehabis menjalankan sholat kemudian beliau isitirahat sejenak di serambi masjid tersebut. Didalam istirahatnya dia melihat dedaunan berserakan di depan mesjid itu. Kemudian dia ambil satu persatu dan hal ini dilakukan setiap hari sampai keringatnya bercucuran.
Perbuatan sang ibu ini diamati oleh pengurus masjid dan sebagian jamaah di masjid itu, mereka merasa iba akan perbuataan ini. Dan suatu ketika pengurus mesjid dan jamaah berinisiatif untuk membersihkan halaman masjid itu sebelum ibu tua itu datang.
Seperti biasa sang ibu penjual bunga itu datang dan melaksanakan aktifitas seperti biasa mengambil air wudlu dan menjalankan sholat dan seperti bisa pula sehabis sholat dia bermaksud untuk melakukan kegiatannya namun apa yang terjadi halaman masjid sudah bersih.
Kemudian wanita itu menangis keras, dan kemudian pengurus masjid minta salah satu jamaah menanyakan kepada ibu itu apa yang sesungguhnya terjadi.
“Wahai ibu mengapa engkau menangis”. Kemudian ia menjawab “Siapa yang telah membersihkan halaman masjid ini”. Kemudian orang yang menanyakan itu berkata “Bahwa halaman ini telah kami bersihkan sebelum engkau datang, karena kami merasa kasihan kepada engkau”. Namun apa jawaban ibu yang tua renta itu “Kalau kalian kasihan kepadaku makan biarkanlah kau membersihkan daun daun ini”.
Kemudian dibiarkanlah sang ibu ini melakukan kegiatan seperti biasa dan tidak lagi di bersihka oleh jamaah maupun pengurusa masjid.
Suatu ketika ada seorang kyai mendatangi dan menanyakan kepada ibu itu. “Wahai ibu sesungguhnya apa yang terjadi sehingga engkau melakukan hal ini”. Sang ibu itu menjawab “Saya mau menjawab asal ada dua syarat, yang pertama ini saya ceritakan hanya pak kyai yang tau dan tidak boleh diceritakan kepada siapa-siapa, yang kedua boleh diceritakan kalau saya sudah meninggal “ya syaratmu ini kau terima” jawab kyai itu. Kemudai sang ibu itu bercerita “Wahai pak kyai saya ini seorang yang bodoh, saya takut seandainya saya ini meninggal tidak ada yang menyelamatkan saya, lalu saya memunguti dedaunan ini sambil saya bersholawat kepada nabi biarlah daun ini yang bersaksi nanti di yaumil akhir nanti dan rosulullah mau memberikan safaat kepada saya”. Demikianlah akhir cerita sang ibu itu meniggal kemudian hal ini diceritakan kepada jamamah yang lain.”Inalloha wamalaikatahu yu sholluna ala nabi, shollu alalihi wasalimu taslima”